Senin, 11 Mei 2015

Adakah Cinta yang Sejati?

if happy ever after did exist
i will still be holding you like this
all those fairy tales are full of shit
one more stupid love song i'll be sick
Pernah terucap,
kita menyayangi satu sama lain.
Pernah terpikir,
kita akan bersatu pada ikatan suci di suatu hari nanti.
Pernah terbesit,
segala tentang kita akan abadi.

Ternyata, asa hanyalah asa. Kita tidak bersatu lagi. Hal-hal yang dulu pernah terucap tidak terjadi lagi.

Waktu pacaran, kamu nyanyiin lagu buat aku di depan orang banyak.
Waktu pacaran, kamu suka kasi aku kejutan-kejutan kecil.
Waktu pacaran, kamu ukir inisial nama aku di pohon sekolah.
Waktu pacaran, kamu suka ajak aku ke tempat keluargamu.
Waktu pacaran, kamu selalu berusaha jadi lelaki yang baik buat aku.

Ketika semuanya berakhir?

Iya, nyanyi tetap jadi bagian dari hidup kamu, meski bukan khusus buat aku lagi. Lagu terakhir yang kamu nyanyikan menceritakan tentang perpisahan. Ya, perpisahan kita.
Iya, sampe sekarang kamu masih orang yang sama, suka kasi kejutan kecil meski tidak ada hari yang spesial. Bedanya, ada wanita beruntung lainnya yang mendapat perlakuan istimewa dari kamu. Ya, bukan aku.
Entah, aku tidak tau apakah pohon itu masih ada atau tidak. Satu hal yang aku tau, aku bukanlah lagi nama yang terukir di dalam hatimu.
Hmm keluarga? Aku tidak tau apakah keluargamu masih ingat denganku atau tidak. Aku juga tidak tau, apakah ada wanita beruntung lainnya yang kau kenalkan pada keluargamu. Saat aku tidak lagi berada di sampingmu, apa yang aku tau?
Ketika hari perpisahan itu tiba, kamu bukan lagi lelaki baik yang aku tau. Kamu hanyalah lelaki arogan yang menyulutkan rokoknya dengan sorot matamu yang tajam. Semuanya berubah hanya dalam hitungan menit. Sejak saat itu, aku merasa bertemu dengan orang yang sama sekali tidak aku kenal.


Kenapa ya, kita gak pernah terpikir kalau cinta itu semu. Yes, I believe that true love did exist. But, somehow, orang yang kita cintai itu bukan cinta sejati yang sebenarnya. Aku juga masih belum tau jawaban dari cinta sejati pribadiku. Aku belum tau, lelaki mana yang bisa aku percayakan seutuhnya untuk menjadi pegangan hidupku kelak. Mungkin, sekarang terlalu dini untuk bertemu dengan calon cinta sejati aku. Mungkin, aku harus berusaha lebih keras lagi, agar menjadi wanita yang pantas untuk mendampingimu di hari suci kita nanti.
Tunggu aku ya, sekarang aku lagi berjuang membangun masa depan yang cerah buat aku dan keluargaku. Ah iya, untuk kamu juga calon anak-anak kita. Hehe :p


-Fitri Fazrika Sari-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar