Sabtu, 21 November 2015

Tulisan untuk Tuhan

Belum pernah sekalipun aku mendoakan seseorang sebegitu dalamnya seperti saat ini. Bukannya meminta pertolongan untuk diriku sendiri, tapi aku malah menyebut nama kamu di antara isak tangisku dengan Tuhan.

Tuhan, hamba mohon, bantulah ia. Kuatkanlah hati dan niatnya. Dekatkanlah ia dengan mereka yang dapat membantunya untuk bangkit. Hilangkanlah segala rasa bersalah dari dirinya.
Tuhan, hamba sangat yakin, ia bisa melakukan yang lebih dari saat ini. Tuntunlah ia Tuhan, tuntunlah ia menggapai angannya. Hamba yakin, ia adalah orang yang beberapa tahun lagi akan berdiri tegap di depan sana, menceritakan betapa kuatnya ia melewati masalah tersebut dan betapa bangganya ia menaklukkan masalah itu. Ia adalah satu dari jutaan orang yang akan berpengaruh bagi masyarakatnya. Ia adalah calon inspirasi bagi miliaran orang lainnya. Hamba mohon kepadamu Tuhan, percayalah pada hamba.
Tuhan, kalaupun saat itu datang, hamba juga tidak sepenuhnya yakin. Apakah hamba akan melihatnya dari samping, atau dari kejauhan. Sejujurnya hamba tidak yakin, apakah dia adalah orang yang ditakdirkan untuk bersama hamba. Namun, hamba yakin. Dia adalah orang yang sangat tepat untuk mendapatkan yang terbaik, meski itu bukan hamba. Hamba hanya memohon kepadaMu untuk membantunya menggapai cita. Hamba tidak akan berani memohon untuk membuatnya cinta.
Tuhan, tidak pernah sekalipun hamba membisikkan nama lain selain keluarga di dalam doaku padaMu. Namun, hanya dia, ya Tuhan. Hanya dia yang satu-satunya hamba ingat ketika menadahkan tangan di akhir pertemuanku denganMu.

Tuhan, ini adalah kesekian kalinya air mata ini berlinang. Hamba serahkan semuanya padaMu, bantulah ia.



-Fitri Fazrika Sari-