Jumat, 13 November 2020

Tulisan Pertama untuk Kamu

 Jalan masih panjang,

dan aku telah memilih untuk menjalaninya sama kamu.


Ternyata, ukuran waktu itu bisa salah.

Aku bisa berkenalan dengan orang selama dua, tiga, atau lebih dari tujuh tahun; tapi tidak sedalam seperti aku kenal sama kamu.


Satu bulan, loh.

Waktu yang menurutku sangat singkat.

Ditambah lagi, masa pendekatan yang...cuma dalam hitungan hari? Ahaha.


Kalau menurut kamu,

kamu sudah memperhatikan aku sejak zoom-an di kelas...

Kalau dari aku,

justru aku baru mulai memperhatikan kamu dengan serius setelah telfon di hari Jum'at itu.


Sejujurnya lucu juga, betapa Allah bisa membolak-balikkan hati manusia dengan semudah itu.

Aku yang awalnya enggak punya ketertarikan apa-apa dengan menjalani suatu hubungan serius, justru sekarang malah segera ingin menyelesaikan urusan-urusan pribadi agar bisa segera ngurusin kamu. Ah, kita lebih tepatnya.

Aku yang awalnya benar-benar membangun tembok untuk orang lain, justru sekarang mulai meruntuhkan tembok itu. Ya...sedikit-sedikit dan pelan-pelan, sih... Tapi aku merasa, kalau sama kamu, aku enggak perlu menjadi seseorang yang kuat untuk berdiri sendiri dan bisa menyelesaikan segala masalahku sendiri.


Semenjak ketemu sama kamu,

aku mulai belajar untuk menjadi orang yang mudah berbagi. Hal yang seharusnya sangat tidak nyaman untuk aku lakukan.

Aku mulai berbagi keluh kesahku, entah dari hal remeh seperti air kosan yang kotor, listrik yang hidup segan mati tak mau, malam itu sedang hujan dan petir, hingga hal berat yang belum pernah aku ceritakan kepada siapapun kecuali diri sendiri.

Aku juga mulai berbagi dan meminta pendapat. Jujur, sebelumnya aku adalah orang yang akan memutuskan sendiri untuk makan apa, ikut kegiatan apa, mau tidur apa enggak, mau ngerjain apa, prioritasnya seperti apa, dan sebagainya. Tapi semenjak ketemu kamu, aku mulai berdiskusi. Aku mulai mempertimbangkan pendapat kamu dan berusaha untuk mulai lebih sering bertanya sama kamu; meski untuk hal-hal kecil seperti kamu kalau mandi, mulai dari bagian apa.


Ah iya,

aku juga mulai berbagi mimpi sama kamu.

Hal-hal yang dulunya aku tulis sendiri, aku simpan sendiri, aku semogakan sendiri, dan juga aku pikirkan sendiri; sekarang semuanya jadi pembahasan yang bisa kamu ikut campuri. Saat ini, kamu sudah menjadi bagian dari perjalanan mimpi-mimpi aku dan kamu juga menjadi bagian dari apa yang aku impi-impikan.


Terima kasih untuk empat minggu pasang-surut yang telah kita lalui, ya.

Rasanya tidak sabar untuk menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan kamu, dan menjalani perjalanan yang panjang ini bersama kamu. Aku sayang kamu, hehe :)