Pepatah lama mengatakan, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.
Awalnya aku masih belum paham, kenapa sih harus Cina? Kenapa bukan Arab? India? Amerika? Kenapa harus Cina? Apa spesialnya Cina, sampai kita harus jauh-jauh pergi ke sana untuk sekadar belajar?
Akhirnya, aku ketemu jawabannya. Bulan Januari hingga Februari kemarin, aku mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu perwakilan AIESEC UNS sebagai peserta exchange di program winter tahun ini :)
Cina adalah tujuan pertamaku ketika mencari project. Pertanyannya, kenapa harus Cina? Apa aku mau mengamalkan pepatah lama yang ada di kalimat pertama? Hehe bukan kok. Alasannya simpel, aku mau megang salju. Iya, dengan impian sesimpel itu, aku bener-bener berdoa biar bisa keterima di Cina. Alasan lainnya? Yaa, karena aku tau bahwa program ini tidak seluruhnya gratis, maka aku hanya memilih negara yang masih dalam kawasan Asia. Biar apa? Ya biar gak terlalu mahal atuh...
Oh ya, setelah sampai di Cina, beberapa teman bahkan orang yang gak aku kenal mulai ngechat aku. Gimana sih caranya ke sana? Kemarin seleksinya susah gak? Itu bayarnya berapa? Fit kamu liburan ke Cina? AIESEC itu apa sih? Fit xxxxxxxxxxx? Fit yyyyyyyy? Yha, begitulah. Setelah ini, aku posting pengalaman seleksiku bersama AIESEC yaa, hope it helps!
Hidup di Cina, tepatnya di kota Wuhan selama enam minggu meninggalkan banyak banget pengalaman buat diriku sendiri. Rasanya tinggal jauh dari keluarga dan teman-teman itu....kangennya kerasa banget. Tapi, hal itu bisa diatasi karena aku punya banyak kenalan baru dari negara yang berbeda-beda! :D Senang banget bisa belajar banyak kebiasaan dari teman-teman lain, belajar memperbaiki dan memperbarui kosakata, serta jalan-jalan di negeri orang, hehe.
Di sana, untuk pertama kalinya aku mengerti bagaimana rasanya menjadi kaum minoritas. Kamu mau tau rasanya dipandang aneh ketika jalan di tempat umum? Rasanya jadi orang bego karena gak ngerti apa yang diomongin penjual ketika kita mau pesan makan? Rasa susahnya nyari tempat makan yang benar-benar halal? Rasanya jalan sumpek-sumpekan sama penduduk Cina yang buanyak banget itu?
Loh? Kalau kayak gitu, aku gak bahagia dong di sana?
TIDAK SAMA SEKALI!
Malah, aku bener-bener ngerasa senang ketika menjadi kaum minoritas. Aku mendapat banyak banget pandangan baru tentang bagaimana orang melihat kita, bagaimana cara orang lain berpikir, serta bagaimana cara mereka menjalani hidupnya sehari-hari.
Hidup sebagai kaum minoritas membuat aku ngerasa semakin "dekat" dengan Ia. Hidup sebagai kaum minoritas membuat aku belajar lebih banyak tentang kesabaran juga keikhlasan. Hidup sebagai kaum minoritas membuat aku jadi lebih ngehargai perbedaan. Sungguh :)
Mungkin, banyak dari mereka yang berpikiran bahwa aku selalu ngejalanin hal-hal yang menyenangkan dalam hidup, salah satunya dengan pergi ke Cina. Bukan, jangan pandang bahwa aku "hanya" sedang liburan. Selagi masih menjabat status sebagai seorang mahasiswa, aku hanya ingin mencoba berbagai pengalaman baru yang akan menambah pengalaman hidup. Aku ingin keluar dari zona nyaman, aku ingin menantang diriku sendiri untuk berani mengambil tantangan, aku ingin melihat dunia sebanyak dan seluas mungkin, aku ingin mengapresiasikan waktuku dengan segala kegiatan positif. Aku ingin, nantinya, aku bisa menjadi secuil penggerak semangat bagi mereka, mahasiswa Indonesia yang kreatif dan inspiratif.
Aamiin ya rabbal alamin..
-Fitri Fazrika Sari-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar