Tidak apa-apa.
Kamu bebas
untuk memintaku melakukan hal-hal yang kamu mau.
Memintaku menunggu
di ujung jalan agar kamu tidak lama menunggu.
Memintaku menghabiskan
makan dengan cepat agar kamu tidak terlambat pergi ke kantor.
Memintaku untuk
tidak manja, katanya biar aku menjadi wanita yang kuat serta mandiri.
Juga memintaku
untuk tidak merengek akan masalah-masalah kecil yang kualami di kantor.
Tidak apa-apa.
Aku akan
biasa saja jika kamu tidak menggenggam tanganku di depan mereka.
Duduk berjauhan
ketika sedang bersama di keramaian.
Memaksakan
diri untuk menahan tawa akan lelucon yang kusampaikan ketika bercengkrama
dengan teman kita.
Juga menolak
ketika aku ingin mengabadikan momen kita dalam sebuah format .jpg.
Tidak apa-apa.
Rasanya aku
terlalu sibuk meyakinkan diri bahwa aku memang tidak apa-apa.
Setiap saat,
apapun yang kamu minta, selalu kuanggap bahwa itu memanglah tidak apa-apa.
Ya, aku
yakin.
Aku merasa
tidak apa-apa.
“Ah,
sudahlah. Tidak apa-apa,” batinku sambil tersenyum manis ketika kamu mulai mengayunkan
tangan menuju bahuku. Agar aku semakin kuat, katanya.
-Fitri Fazrika Sari-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar